Sabtu, 28 April 2012

Dibalik Kesibukan Seseorang


Setelah seharian ini beraktivitas, apalagi setelah berkeliling di seputaran kampus UIN tercinta, sempat membagi-bagi selebaran penawaran salah satu bimbel di Jogja di hari yang panas ini pula, ku menemukan sebuah inspirasi yang cukup mencengangkan..Hehe??Kenapa ya kok interaksi sosial di perkotaan khususnya sangat kurang dibandingkan dengan daerah pedesaan. Yup, betul sekali. Rata-rata memang di lingkungan perkotaan, apalagi lingkungan perumahan wuisssss sepi amat tak ada orang, tidak ada aktivitas. Hanya saja orang-orang lebih suka diam di dalam rumah dibanding keluar.Hehe..apa gara-gara panas ya??
Masalah panas bukan menjadi alasan, tetapi memang sebuah kejadian yang tak bisa dipungkiri. Memang, interaksi sosial di perkotaan pada umunya lebih disektorkan pada formal bukan komunikasi secara langsung seperti layaknya yang terjadi di pedesaan. Makanya ketika orang-orang kota yang terbiasa hanya ngadem atau sembunyi di rumah saja, biasanya tak mengenal lingkungan di sekitarnya seperti apa. Coba tanya mereka, nama-nama warga di sekitar rumah mereka. Sebagian besar pasti tak tahu...
Ironi juga ya melihat realita seperti ini. Hidup dalam bermasyarakat, tetapi tak mengenal lingkungan dan masyarakatnya sendiri. Malah, ada yang lebih menyukai bepergian keluar daripada ikut nimbrung di lingkungannya sendiri. Terserahlah mereka mau bergaul ke mana, tetapi yang pasti..kita itu makhluk sosial, mbok yo ikut nimbrung lah sama tetangganya sendiri. Rasulullah sendiri saja menyuruh kita untuk bisa mengenal tetangganya sendiri ya sekitar 40 rumah di sekitar rumah kita.Hehe kalau tidak salah...
Satu lagi, biasanya orang-orang tertentu bilang sibuk lah, ada kerjaan lah, dan sebagainya. Kalaupun sesibuk apapun itu pasti ada waktu luang sentah hanya beberapa menit saja, terkecuali jika ia memang orang sibuk seperti pejabat dll. Tetapi kalau hanya warga biasa saja, disuruh ikut nimbrung bentar saja, minta waktu sedikit alasannya sibuk ini sibuk itu. Itu bukan alasan sibuk, tapi saya rasa malas saja.

2 komentar:

  1. itu salah satu karakteristik masyarakat post kolonialisme di era kapitalisme.... tpi semua akan kembali normal ketika dunia berada dalam era sosialisme

    BalasHapus
  2. trmksh ats msukannya..mmang kondisi saat ini msyarakat lbih mnonjol ke arah itu juga individualistik..

    BalasHapus