Terisnpirasi dari film popular
Thailand TOP Screat: The Billionaire, sosok pemuda bernama Itthipat mampu
menggenggam dunia lewat bisnis keripik camilan rumput lautnya. Tekad dan daya
juang untuk menjadi seorang milyarder akhirnya bisa terpenuhi walau sempat
mengalami kegagalan dalam memulai kegiatan bisnisnya. Memulai dari bisnisnya di
dunia gamer dengan memperjualbelikan senjata, DVD bajakan, kacang hingga produk
camilan rumput lautnya yang menuai suskes hingga saat ini patut menjadi
inspirasi bagi kaum muda saat ini. Pantang menyerah dan tekad yang kuat menjadi
kunci kesuksesan seorang Itthipat dalam meraih sukses bisnisnya.
Film yang telah dirilis 11
Oktober 2011 lalu, cukup membuat kaum muda tercengang. Mulai dari otak-atik dan
searching di internet tentang gejolak film ini, dan baru penulis tonton awal
November 2012. Penulis merasa “malu” sebagai kaum muda yang merasa tak bisa
apa-apa. Berkat dengan menonton film ini, setidaknya bisa menjadi inspirasi
bagi penulis bahkan kaum muda sekalian, sekalipun itu “mimpi dan harapan” semua
bisa terwujud asal ada tekad dan percaya diri.
Pandangan penulis bahwa
kesuksesan hanya bisa ditentukan dengan pendidikan yang setinggi-tingginya
sangatlah tidak benar. Berawal dari maksut pendidikan dalam mencerdaskan bangsa
bukan menjadi penentu kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Lebih dari itu,
tekad mampu memecah belah keinginan kita untuk meraihnya. Bukan berarti
penulis, mengajak untuk tidak bersekolah atau menempuh pendidikan. Hanya saja,
tergantung dari tekad dan kemauan jika ingin bergelut ke dunia usaha, ia harus
siap mental dan mau mengambil resiko, tidak dengan mereka yang ingin bergelut
di dunia pemerintahan atau bekerja di perusahaan swasta.
Realitas masyarakat saat ini yang
condong lebih memilih untuk bisa bekerja di perusahaan besar atau pemerintah, karena
dinilai menguntungkan(gaji yang diberikan cukup menggiurkan). Sedang
keterbatasan SDM yang tersedia tak mampu mengcover keseluruhan tenaga kerja
yang ada. Untuk itu perlu ada siasat, seperi terobosan yang dilakukan oleh Top,
mencoba membuka usaha baru, walau harus melalui jerih payah dan resiko yang
besar kelak. Memang benar, ibarat jika ingin menggapai cita-cita, kita harus
rela berkorban, apapun itu bentuknya, jika cita-cita yang didambakan terpenuhi.
Top membuktikan pada dirinya dan
orang lain bahwa dirinya mampu mengatasi resiko-resiko yang ada. Tekadnya untuk
menjadi seorang milyarder, berkat dukungan asisten (pamannya) yang selalu
mendukung dari belakang, patut menjadi inspirasi bagi kita semua. Dukungan
saudara, keluarga, pacar kalo ada bisa menjadi alat untuk memperjuangkannya kea
rah itu. Jika kita lengah, orang-orang terdekat kitalah yang menjadi penopang
jalan.
Analisis bisnis Top
Penulis bukanlah seorang ahli
binis atau pengamat bisnis, hanya seorang manusia yang sedang berusaha mencoba
mendramatisir bisnis miliknya Top. Semua, Top yang tak punya basic seorang
bisnisman, tak tahu sama sekali tentang dunia bisnis. Dari pengalamannya
sebelumnya, ia mampu memberikan ide yang cukup cemerlang untuk membuka ide
bisnisnya hingga memiliki pabrik bahkan penambakan rumput laut di Korea. Semula
hanya memiliki pabrik dari ruko sitaan bisa memiliki pabrik sendiri.
Tidak ada kata malu bagi dirinya
ketika ia harus putus dari sekolahnya, lebih memilih membuka usaha daripada
jalur pendidikan yang ia tempuh. Apakah memang karena utang keluarganya bisa
dibilang cukup besar, ia merasa jika hanya bekerja di instansi pemerintah atau
swasta belum mampu melunasinya. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa
melunasinya. Dengan memanfaatkan marketing dari perusahaan besar, minimarket
Thailand 7-eleven. Bekerjasama dengan perusahaaan tersebut, Top mampu
memperjualkan produknya ke lebih 3000 cabang. Hingga akhirnya produknya menjadi
produk camilan terlaris di Thailand.
Jerih payahnya selama itu pula,
juga harus dibayar dengan tenaga, pikiran bahkan materiil. Tapi, hal itu bukan
lagi menjadi hal yang sia-sia bagi Top, karena telah terbayarkan oleh
kesuksesannya.
Semoga dengan cerita dan kisah
Top tersebut bisa menularkan bagi kita semua. Bisa menginspirasi bagi kita yang
baru merintis usaha mungkin, menumbuhkan jiwa-jiwa entrepreneur. Setidaknya
tidak harus seperti itu, tetapi jiwa dan tekad itulah yang harus kita tanamkan
dalam diri kita. Semoga bermanfaatJ