Minggu, 27 Mei 2012

Penemuan Jalan Buntu, Hakikat Keluarga



Salam dan semangat buat kita semua. Di sore hari yang agak gelap ini dengan keadaan badan yang kurang fit, saya sempatkan untuk menulis posting. Yah, walau cuaca tak mendukung terlebih dengan pikiran seadanya saja, saya mencoba untuk berusaha menulis dalam keadaan apapun itu. Untung-untung untuk pengalaman pribadi saya.
Tapi, saya tidak akan berbicara mengenai cuaca hari ini atau kondisi saya saat ini, tetapi ingin kulontarkan sebuah uneg-uneg kiranya bisa memberikan kesadaran dan pandangan kita terhadap sesuatu. Pengalaman-pengalaman hidup memang tak selamanya berujung pada hal yang suka cita tetapi juga hal-hal yang mungkin tidak ingin terjadi dalam kehidupan kita. Manusia hanya bisa berusaha memaknai sebuah nila-nilai kehidupan, entah itu baik atau buruk saya rasa seburuk-buruknya itupun masih ada nilai yang bisa kita ambil dari sebuah pengalaman dan pelajaran hidup. Bahkan, pengalaman itu lebih bernilai dari bagian apapun.
Salah satunya yang menimpa saya beberapa jam lalu, mempertanyakan jati diri pribadi dan orang yang ada di dekat sekitar kita. Malam itu, kami melakukan sebuah refleksi khusus sebagai pengukuhan anggota baru organisasi. Dikatakan bahwa “kita adalah saudara, sebuah keluarga, tetapi salah seorang teman kita tidak bisa hadir sampai sekarang ini kalian masih kelihatan cuek dan tidak mengajaknya bergabung bersama kalian, apakah ini yang namanya saudara.”ujar kang H saat memberikan refleksinya di sebuah tempat yang buram pagi hari itu
Makna dari sebuah hakikat keluarga ternyata masih belum bisa dipahami dan dirasakan dari diri kita. Mungkin kita sering menyebut diri kita dengan saudara terdekat ataupun yang kita kenal sebuah sebuah ikatan persaudaraan atau kekuatan keluarga. Tetapi, kita masih belum tahu secara pasti hakikat apa itu sebuah keluarga. Bahkan saya sendiri pun masih bertanya-tanya dalam diri saya, sebagai refleksi diri di lingkungan sekitar tempat saya berada. Saya belum bisa merasakan indahnya sebuah ikatan keluarga, tetapi saya mulai mengerti dan terketuk akan keluarga ketika bisa hadir bersama dalam sebuah organisasi, bagi saya organisasi yang sangat luar biasa dan belum pernah saya temukan dalam kehidupanku, terlebih dengan keluarga saudara terdekat di rumah
Memaknai tidak sebatas hanya coretan belaka, tetapi bisa mewujudkan dan merasakan secara bersama-sama entah dalam keadaan apapun itu, tanpa membeda-bedakan orang lain, semuanya sama. Dikala ada yang susah, ikut merasakan dan memberikan solusi bersama, ketika memiliki suatu tujuan dijalankan secara bersama, serta bila dihadapkan dengan permasalahan yang sama dalam kondisi yang berbeda ataupun sama, tetap selalu bersama. Dikala saudara kita sedang susah dan kita tercukupi, dibantulah saudara-saudara kita. Sebaliknya pula ketika kita sedang susah, saudara kita selalu memberikan motivasi dan dorongan positif untuk tetap tegar, bukan malah meremehkan orang lain.
Tak seperti yang kubayangkan, yang kualami pula. Hidup dalam sebuah keluarga yang tak ada penyelesaian yang pasti memang sungguh miris. Boleh saja tertawa, tetapi hati ini bingung dan jenuh dengan make up yang selalu ku bawa. Di sisi lain memang ini harus dilakukan, menganggap ini adalah sebuah hukuman buat mereka karena telah tak peduli dan selalu meremehkan, tak mau berkumpul bersama apakah itu namanya sebuah keluarga. Dikala kami sedang susah, mereka di belakang tertawa, tetapi ketika dalam posisi yang terbalik kami juga ikut melakukan itu, karena bagi kami itu adalah sebuah kesalahan bagi mereka dan harus ditebus. Sebuah keniscayaan untuk menerima secara lapang dada. Akankah bila mereka dalam posisi kami, mereka mau melakukan hal yang sama seperti apa yang akan kami lakukan. Pertanyaan itu selalu muncul di hadapanku setiap hari. Sampai detik akhir ini pun, saya masih belum menemukan jawaban. Apakah layak pula untuk memberikan kepada mereka kesempatan setelah mereka melakukan hal-hal yang menyakitkan bagi kami.
Karena hanya persoalan materi saja, sebuah keluarga yang mulanya terbentuk dalam kasih dan sayang, kini harus runtuh terjebol oleh lontaran materi yang bernilai sementara. Haruskah merelakan semua itu hanya untuk orang yang selalu menyakiti orang lain. Terlebih sakit itu telah menyebar ke orang-orang terdekat mereka, memang sebuah hal yang sulit untuk dituntaskan. Orang yang tak mau membangun jalinan silaturahmi seperti itu, selalu mengancam untuk memutus silaturahmi alangkah aneh. Suatu pemandangan yang asing bagiku untuk menerima itu. Biarkanlah hukum yang akan menjawab dan hidayah yang akan diberikan. Manusia hanya bisa mengeluh saja, meminta pertolongan kepada sang pencipta.
Semoga saja organisasi yang saya ikuti ini bisa menjadi cerminan bagi seluruh generasi keluarga berikutnya sehingga dalam membangun sebuah silaturahmi tetap terjaga tanpa mengusik masalah yang sebetulnya hanya masalah sepele saja.
Buat kawand2ku semua saja, terima kasih telah memberikan pengalaman dan motivasi yang “miracle” ini, semoga menjadi awal yang baik guna membangun bersama cita-cita kita. Buat kawand kami juga, yang kiranya sekarang sedang berkeluh kesah berpulang kembali ke tanah kelahirannya, semoga cepat sembuh dan bisa berkumpul kembali bersama kami.

Read More

Jumat, 25 Mei 2012

Cerita Penggugah Inspirasi

Kali ini saya ingin berbagi cerita saja, kebetulan tadi malam juga sempat mendapat ilmu dari kawand. Walau hari ini saya sendiri masih dalam keadaan kacau, gundah, lapar, terbawa emosi dan agak terkaget dengan kejadian-kejadian seharian yang menimpa diri saya. Setidaknya, saya usahakan untuk berbagi ilmu kepada anda semua. Semoga ilmu ini bermanfaat nantinya?
Begini ceritanya, ada seorang anak Indonesia dulunya sangat pandai dan mahir dalam agama, tetapi ia pindah ke negeri AS untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Tetapi, ketika berada di negeri sana, ia mulai berubah dan tidak lagi sealim dulu, malah ia mulai bertanya dalam dirinya. Ada 3 pertanyaan yang ia bingungkan: Pertama, mengapa Allah tidak bisa kita lihat dan ghaib. Kedua, apa itu takdir. Ketiga, apakah setan akan merasa kesakitan bila ia dimasukkan dalam api?
Kemudian ia pulang ke Indonesia untuk mencari jawaban itu. Kemudian ia bertanya kepada ibunya, ternyata ibunya tak tahu jawabannya kemudian meminta anda untuk menjawabnya?Apa jawaban yang pantas anda berikan untuk anak itu?
Yup, mungkin ada yang menjawab secara panjang lebar dengan menggunakan ilmunya yang “luas”. Tetapi hal itu malah tambah membuat bingung anak itu. Padahal sudah dijelaskan secara panjang lebar tetapi tak berhasil. Lalu apa jawabannya? Jawabannya ialah tamparan. Ya, menampar anak itu dengan tangan kita.
Kemudian anak itu malah bertanya.”Loh kenapa saya malah ditampar, apa maksutnya ini?”tanya anak itu. Pemuda itu menjawab, tamparan itulah jawabannya. Kenapa masih diungkit-ungkit kalo memang sudah percaya. Lalu apa maksut dari tamparan itu?
Pemuda itu menjawab, tadi saya menampar pakai tangan, terbuat dari apa? Kulit, ketemu dengan? Kulit . Bagaimana jika Allah benar-benar bisa terlihat dengan kita, pastinya kita tak akan kuat menahan-Nya, karena sungguh besar, sungguh Allah Maha Besar. Kedua, pemuda tadi bertanya kepada anak itu, “kenapa anda menanyakan saya mengapa memukul anda?”Anak itu menjawab, “saya tidak tahu.” Yah itu jawaban kamu, itu adalah takdir. Kamu tidak tahu kenapa saya menampar itulah takdir.”jawab pemuda itu. Lalu pertanyaan yang ketiga ini yang masih menjadi pertanyaan saya. Apakah yang dirasakan ketika ditampar itu rasanya sakit sehingga setan juga merasakan sakit juga?Mungkin ada yang bisa berkomentar untuk menjawab pertanyaan yang ini?
Nih, ada lagi pertanyaan yang analogis. Kebetulan tadi malam saya sempat menanyakan kepada teman, mengapa Allah menciptakan batu sehingga Allah tidak mampu mengangkatnya?Cukup singkat saja jawabannya, terserah Allah mau melakukannya apa tidak. Karena Allah Maha Segala Sesuatu, Maha Besar, Maha Bisa. Terserah Allah sendiri apakah akan mengangkat atau tidak, mau mengangkat kapannya, ya terserah Allah. Allah lah yang berkehendak. Masuk akal juga ya?Hehe…
Yup, dengan sedikit cerita yang agak membingungkan ini setidaknya bisa memberikan inspirasi kita saja untuk tetap bertakwa dan beriman kepada Allah SWT. Kuncinya cuma itu, bagaimana manusia bisa beriman dan bertakwa kepada-Nya tanpa ada keraguan terhadap diri-Nya.
Salam..


Read More

Senin, 14 Mei 2012

Nunun oh Nunun, Riwayatmu Kini


(sumber gambar: matanews.com)
Sore hari ini saya dikagetkan kembali dengan kasus-kasus korupsi di negeri ini. Tetapi yang disinggung bukan masalah itu, tetapi masalah hukum di negeri yang masih "cacat" tak kunjung diperbaiki. Sebelumnya saya membaca beberapa artikel tentang tertabraknya pesawat shukoi buatan Rusia, tak lama kemudian kaget melihat kasus hukuman yang diberikan oleh sang Nunun Nurbaeti, seorang perempuan yang menyuap melalui cek pelawat Bank Gubernur Bank Indonesia kepada anggota legislatif yang hanya mendapat vonis selama 2,5 tahun. Melihat lamanya dan isi berita dari kasus nunun ini,sungguh kisah pelik bahwa hukum kita masih belum sembuh dalam masalah hukum, seakan hukum berpihak kepada "mereka" yang memiliki kuasa, baik dari kekuasaan maupun kekayaan yang ia punya.
Kasus Nunun Nurbaeti
Siapa yang tak kenal dengan sosok perempuan ini. Sosok perempuan, komisaris PT Wahana Eka Sejati yang turut "mendukung" aksi mantan Guberbur BI Senior dengan melakukan penyogokan kepada anggota legislatif atau lebih familiarnya "anggota DPR" pada tahun 2004 silam. Perjalanan kasus sang legendaris Nunun ini berakhir dengan penjatuhan vonis selama 2,5 tahun. Cukup panjang dalam perjalanan menguak kasus suap ini terlebih ketika ada kabar Nunun kabur ke luar negeri, padahal mulanya hanya alasan untuk cek kesehatan saja,tetapi tak tahunya kabur di negeri orang (Thailand) berkeliaran sambil berbelanja dan shopping ceria di negeri orang.

Menilik hukum yang diberikan Nunun
Nunun terjerat pasal 5 ayat (1) huruf b UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan maksimal 4 tahun penjara dan denda maksimal 200 juta. Namun, kali ini ia hanya mendapat hukuman 2,5 tahun penjara dan denda 150 juta saja. Saya menilai hakim kurang bijaksana dalam mengambil keputusan. Terlebih dengan pasal-pasal UU Tipikor ini, tidak bisa memberikan efek jera kepada pelakunya. Pantas saja jika korupsi terus berkeliaran malah semakin berkembang karena dari UU saja sudah cacat. Coba bandingkan dengan mereka rakyat kecil,mencuri ayam atau pakaian saja bisa dijerat dengan hitungan bulan. Hukum tidak berpihak kepada seluruh elemen masyarakat, tetapi hanya kepada orang-orang tertentu saja. Wong cilik ki iso opo?Ora duwe kuoso opo meneh ngopya-opyak hukum. Isone muk ngenei nilai karo padu ndelok alangkah lucune negeri ini.
Bagaimana tidak lah wong yang membuat hukum atau UU saja mereka yang duduk di kursi hangat pejabat pemerintah, pantas saja mereka bisa membuat pasal seenaknya saja tanpa pandang akan menguntungkannya. Bagaimana dengan asa keadilan di negeri ini. Bagaimana pula dengan pengamalan Pancasila sila kelima tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Saya rasa ini tidak adil. Sebagai wong cilik hanya bisa berkutat dan komplen saja dengan kelucuan negeri tercinta kita ini. Sungguh pilu, ibu pertiwi harus kembali menangis melihat negeri ini semakin bobrok dan tak kunjung diperbaiki.
Tidak melakukan banding hanya pengalihan isu
Ketika nunun mendapat vonis hakim dengan hukuman penjara 2,5 tahun penjara dan denda 150 juta, ia tak mengajukan banding kepada hakim. Hal ini cukup menggelitikkan kuasa hukum maupun suami nunun, kenapa nunun tak mau mengajukan banding saja, siapa tahu bisa lebih ringan atau malah tambah berat. Tapi, nunun bersikeras tetap tak mau melakukan banding dan menerima keputusan hakim dengan lapang dada. Mau cari pamer buk?Apa ingin memberikan kesan kepada publik bahwa anda pengen taat hukum?Atau agar publik menilai bahwa njenengan lapang dada nrimo apa adanya? Cuma cari muka aja, di balik kerudung yang kau pakai, tapi tak pernah benar memakai kerudung, itu menyimpan sejuta rencana yang tak kutahu mungkin juga masyarakat. Saya tetap menilai anda salah dan sangat salah, begitu juga dengan penjatuhan hukuman oleh engkau sang nunun. Hanya mengalihkan isu saja bahwa anda ingin mendapat perhatian masyarakat anda ini baik, taat hukum, dan sebagainya. Tapi sama saja anda pejahat tetaplah penjahat.
Read More

Sabtu, 12 Mei 2012

Mencari Indentitas Diri Yang Hilang


Berbicara identitas identik dengan ciri khas atau karakteristik seseorang. Setiap orang pasti memiliki identitas yang membedakan orang satu dengan lainnya. Alhasil, masing-masing orang tentunya memiliki sifat maupun karakter yang berbeda-beda pula. Hanya saja, bagaimana cara kita mengolah karakter kita menjadi sebuah manfaat dan bisa membantu dalam kehidupan kita.
Saya ulang kembali, kita memiliki karakter yang berbeda-beda. Biasanya karakter terbentuk dari suatu kebiasaan unik yang dimiliki oleh seseorang. Kebiasaan itu akan membentuk suatu identitas. Tetapi, bukan berarti karakter kita hanya berhenti di situ. Kita harus bangun dan bentuk karakter itu menjadi lebih matang.Caranya?
Salah satunya dengan menerima kritikan dari orang lain. Tak lain penilaian orang lain terhadap diri kita, baik dari sikap, sifat maupun karakter. Penilaian dari orang lain bukan berarti mengejek atau menyudutkan diri kita, tetapi itulah sebuah nilai yang harus kita perbaiki atau bisa malah perlu kita kembangkan. Orang yang mau dikritik ialah mereka orang yang mau berkembang. Kritik tidak harus bersifat pedas, tetapi juga kritik yang membangun untuk merubah diri kita. Sebagai contoh seseorang dikritik dirinya kurang komunikatif menurut orang lain. Nah, dari kritikan itulah bagaimana caranya kita menilai diri kita sendiri, kalau misal benar tentunya harus mencoba untuk bersikap komunikatif kalau itu memang bisa memberikan manfaat bagi mereka dan diri kita. Pasalnya juga ini untuk kebaikan kita bersama. 
Tak sedikit pula orang tak mau dinilai oleh orang lain. Ketika ia mendapat kritikan ia buang jauh-jauh kritikan itu dan tetap pada pendiriannya. Yup, bisa dibilang orang yang keras kepala. Berarti ia tak mau membangun dirinya, kecuali kalau memang kritikan itu tak sesuai dengan diri kita.
Kita harus juga memfilter kritikan-kritikan dari orang lain. Semisal kritikan itu malah mengarah ke arah yang kurang baik, maka kita harus meninggalkannya karena hanya merugikan diri kita kelak. Jadi, hanya kritikan-kritikan yang baik saja menurut kita, kata "baik" disini ialah kritikan yang selayaknya bisa kita lakukan dan perbaiki untuk diri kita.
Read More

Selasa, 08 Mei 2012

The Miracle of Jogja


Kali ini pada tugas ketiga ini, saya mendapat tugas matakuliah media grafis kembali untuk membuat desain dengan menggunakan efek render dan blending plus minimal dua icon jogja. Disini saya memakai 2 icon jogja...Hmmm bisa dibilang satu umum dan satu khusus hehe...
Yup, seperti yang kita kenal candi prambanan dan tak umum lagi tela cake yang sudah menjadi makanan khas Jogja dipadukan dengan foto pribadi..Nampang dikit hehe..Memang cukup susah untuk membuat ide yang cemerlang untuk desain kali ini (kayaknya dari kemarin bilang susah trus ya?hehe), alhasil hanya karya desain yang sederhana saja, yang penting sudah mencakup rincian tugas yang ada. Tetapi bukan berarti lepas begitu saja untuk belajar mendesain, tetapi ini adalah permulaan yang cukup bagus bagi saya untuk mencoba terjun ke dunia desain.
Ada kata unik yang saya ambil, "The Miracle of Jogja", keajaiban dari Jogja. Berhubung warga asli Jogja, tentu ini menjadi suatu apresiasi tersendiri turut dalam mempromosikan dan tentunya bangga menjadi warga Jogja^^
Terlebih, Jogja menyimpan sejuta kenangan, rasa maupun kesan yang luar biasa. Di tempat ini pula, kita bisa temukan keajaiban yang terselubung, tentunya bisa kita rasakan sendiri ketika berkunjung ke tempat ini.

Salam
Read More

Rabu, 02 Mei 2012

Lika-Liku Kehidupan, Sebuah Inspirasi



(Sumber gambar: http://indonesian.iloveallaah.com/)

Salam blogger Indonesia. Kali ini saya ingin memberikan sedikit inspirasi hidup, tentunya ini berdasarkan dari pengalaman hidup saya. Semoga bermanfaatJ
Beberapa waktu lalu, saya kesulitan dalam menutup pintu jeruji di toko tempat saya bekerja. Kejadian ini terjadi sama halnya sebulan sebelum kejadian kali ini. Yup, alhasil harus beberapa kali melakukan dorongan yang kuat dan alhasil berhasil walaupun harus berjuang menutupnya. Yup, tak biasanya pula terjadi seperti ini. Biasanya sekali saja udah bisa, tetapi kala itu dilakukan berkali-kali. Selama satu bulan lebih ku bekerja, yah mendekati pas satu bulan, mulai susah melakukan. Aneh..ya hehe..Akhirnya pintunya diperbaiki kembali dan alhamdulilah ada perbaikan sedikitJ
Dari ilustrasi pengalaman itu pula menjadikan inspirasi bagi saya untuk tetap menatap hidup ke depan. Saya ibaratkan pintu itu adalah kehidupan kita. Dalam kehidupan manusia, kehidupan kita memang penuh liku-liku. Benar bukan?Tidak ada manusia yang hidup dengan bahagia seutuhnya dan seterusnya. Pasti ada hal yang membuat dirinya gelisah, galau, maupun masalah hidup. Dari sini, hidup bak dorongan pintu. Tidak ada manusia yang sempurna. Kehidupan penuh dengan warna-warni, suka cita, duka, bahagia ataupun kecewa. Dari pelajaran-pelajaran hidup itulah, harusnya kita lebih tegar dan tetap semangat dalam menjalani hidup. Perjalanan hidup manusia ini singkat, maka isilah hidup ini dengan hal yang bermanfaat.
Tak ada kata untuk menyerah dalam hidup ini. Biasanya mereka orang-orang yang menyerah ialah orang yang merugi. Semisal, permasalahan hidup saat ini yang paling menonjol ialah permasalahan ekonomi. Diantara ada yang tetap bekerja keras dan menganggap bahwa itu adalah cobaan dan bisa mengambil hikmahnya. Tetapi ada pula yang putus asa dengan mengambil jalan menjadi peminta-minta dijalanan, meminta belas kasih orang lain. Berbagi pengalaman saja ya, ketika mengobrol dengan salah satu kawand saya di Pusat Studi Layanan Difadel (PSLD), yakni sebuah lembaga untuk mereka yang memiliki keterbatasan. Jangan salah sangka, dengan keterbatasan yang mereka memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk belajar, belajar mengenal hidup, belajar memaknai hidup, belajar berusaha walau dengan keterbatasan. Sungguh mulialah mereka-mereka ini, di tengah masyarakat pengemis asik menyodorkan tangannya kepada para donatur sedangkan dibalik itu ada cahaya semangat terlontar oleh para anak difabel ini. Keterbatasan bukan berarti putus asa dan menyerah, tetapi memberikan inspirasi mereka untuk tetap menjalani hidup ini dengan sabar dan penuh semangat.
Tidak ada kata berputus asa, karena putus asa hanya memberikan kesengsaraan dalam hidup kita. Melakukan hal yang terbaik, membangun diri dari keterpurukan itulah solusi tetap saat ini. Tetap menjalani hidup seperti biasa, memaknai hidup sebagai anugerah, dan menerima hidup sebagai suatu pengalaman yang tak bisa dilupakan. Jangan menyianyakan hidup ini dengan hal yang tak bermanfaat, perjalanan lika-liku hidup memang harus dilalui, bukan untuk disesali. Belajar dari kehidupan bahwa tak selamanya kehidupan seseorang itu selalu mujur dengan baik, tetapi kita harus panda-pandai mengambil hikmah dari setiap kejadian entah itu baik atau buruk.Okee..tetaplah semangat!!!

Read More

Selasa, 01 Mei 2012

Kisah Perjalanan Mula Berlatih Photoshop



Dari judul di atas mungkin sudah bisa dibaca dengan jelas. Memulai kegiatan belajar photoshop untuk orang pemula seperti cukup sulit, terlebih dengan tool-tool yang berbeda. Bagi mereka yang mahir mendesain dengan photoshop tentunya sudah menjadi hal yang biasa. Tetapi bagi saya sungguh luar biasa. Kali ini perjalanan awal ditempuh dengan tugas membuat 10 menara gambar dijadikan satu ditambah dengan 2 bangun kotak dan 2 bangun bulat ditempel pada sebuah background. Bisa dilihat hasilnya di atas. Hihihi tampak kacau ya kelihatannya, semuanya tampak tertumpuk-tumpuk jadi keliatan semrawut. Benar bukan?
Bisa disimak bersama ada beberapa menara yang terpampang, dimulai dari menara-menara dari film berjudul negeri lima menara, menara petronas malaysia, menara pisa, menara tokyo, menara shanghai, hingga menara eiffel prancis. Yup, semuanya ada 10 menara saling mengelilingi satu sama lain.
Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini adalah ketika sedang belajar, teruslah mengejar dan jangan berputus asa. Belajar adalah sebuah proses, lakukanlah dengan sungguh-sungguh, jangan setengah-setengah. Siapa tahu, dengan belajar hal-hal yang baru bisa kamu gunakan untuk membantu kehidupanmu. Lakukan apa yang kamu bisa, lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Ingat lagunya citra skolastika..Kamu Pasti Bisa
Read More