Rabu, 10 April 2013

Amplaz, Mall Modern yang Memanjakan Pengunjung



Ambarukmo Plaza atau lebih dikenal sebagai Amplaz merupakan salah satu mall terbesar di Yogyakarta dan Jateng. Bagaimana tidak, dibandingkan dengan mall lain seperti Malioboro Mall, Galeria Mall, Ramai Mall maupun mall lainnya memiliki koleksi perbelanjaan yang lengkap. Mulai dari pusat perbelanjaan Carrefour, Centro, Planet Surf, Gramedia, Tamansari Foodcourt, Bioskop Cinema 21. Letak mall ini bisa dibilang strategis, terletak di jalur perbatasan kota Sleman dan Yogyakarta, juga jalan utama penghubung Jogja-Solo.
Kesan pertama saat melihat Mall ini, megah. Dilihat dari luar saja memiliki gaya arsitektur yang cukup menawan. Selama kurang lebih 7 tahun nangkring, dan sempat mengalami terjangan gempa 2006 silam serta kecelakaan kebakaran gudang yang menimpa salah satu otlet, hingga saat ini tetap berdiri kokoh dan terus mengalami pembenahan.
Yup, langsung saja. Ketika menuju pintu masuk depan sebelah selatan, sebelum masuk biasa petugas siap menggeledah barang bawaan pengunjung. Mungkin sebagai antisipasi guna mencegah terorisme. Begitu masuk, beberapa deretan store mulai terlihat, khususnya makanan. Bau khas Amplaz pun bisa dicium aroma roti dengan kualitas super (breakwalk)  Di tengah-tengah, tepatnya atrium Amplaz kita jumpai pameran property, mulai dari kursi, meja, lemari jati,  hingga sofa bermerk, salah satunya vemos. Ketika berada tepat di tengah, bisa merasakan betapa luas dan mewahnya Mall ini. Sedang di sekeliling tampak berjejer otlet seperti optic, distro dan assesorisnya bergenre manca seperti pakaian POLO’s. Di sebelah utara tampak Carrefour sebagai pusat penjualan kebutuhan keluarga teruatama kebutuhan rumah tangga.
Sambutan hangat dan keramahtamahan dari para SPG dengan menjajakan produk kosmetiknya memberikan kenyamanan pengunjung. Ketika menuju lantai bawah (Lower Ground), menjadi pusat kios penjualan Handphone maupun gadget lainnya. Selain penjualan HP dan gadget, di sebelah timur terdapat pusat penjualan alat-alat olahraga, bila berjalan ke utara akan berjumpa innovationn store sebagai pusat penjualan alat-alat olahraga yang cukup terkenal di negeri ini serta Carrefour yang makin memanjakan para pengunjung untuk singgah sejenak.
Beranjak menuju lantai 1, berbagai kebutuhan masih bisa ditemui di lantai ini, tak jauh beda dengan yang ada di lantai Ground, pengunjung masih dimanjakan dengan optik, hiburan game (Timezone) bagi anak-anak, perlengkapan olahraga pun masih ada. Kesan berbeda di lantai 1 ini, pengunjung tak lagi seramai yang ada di lantai sebelumnya.
Perhiasan emas juga dijual di lantai ini, salah satunya otlet Rotelli tempat penjualan emas. Menuju ke utara, berbagai otlet atau centro berbau kosmetik menawarkan diskon besar-besaran hingga 50% menjadi daya tarik dan meluluhkan para pengunjung. Lanjut ke lantai 2, menjadi surge belanja, karena otlet maupun centro mudah ditemui terutama pakaian dan elektronik. Pakaian luar menjadi trend di sini seperti Cardinal, Quicksilver, Adidas, Jersey dengan kualitas grade ori hingga batik keris. Sedang peralatan elektronik cukup menggiurkan pengunjung dengan produk-produk terbaru dan unggulan LG, mesin cuci, TV LED hingga home theater. Gramedia Book Store dan Kidz Station turut menambah koleksi jenis otlet yang ada masing-masing sebelah paling selatan dan sebelah timur.
Tak mau kalah, di luar otlet tampak stand mobil ikut meramaikan bursa oto. Bermacam-macam mobil unggulan dengan merk Nissan menghadirkan suasana kemewahan di Mall ini. Keunikan stand Mobil di tengah mini atrium, mampu menjadi daya tarik pencinta otomotif. Di lantai paling atas, lantai 3 pun juga ada, hanya saja beda merk, yakni Suzuki.
Lanjut gan ke lantai berikutnya, lantai 3 merupakan lantai penuh food counter. Otlet-otlet yang menawarkan berbagai jenis makanan, baik lokal maupun mancanegara semua ada di sini. Seperti salah satu otlet yang banyak dikunjungi dan digemari, Taman Sari Foodcourt. Kappa, Country Fiesta, maupun A & W (American food), makanan siap saji serta game fantasia yang memberikan kebebasan kepada pengunjung sebagai arena bermain anak.
Yang menjadi favorit kalangan muda, Cinema 21 sebagai tempat hiburan menonton film dengan harga yang cukup terjangkau. Dari deretan mall di Jogja saja, Amplaz satu-satunya mall yang menawarkan jasa cinema yang bekerjasama dengan cinemaplex. Dengan mengandalkan 5 studionya, mampu menyedot pengunjung terbukti dengan cukup banyak orang bersilih ganti ke tempat ini sekedar membeli tiket nonton atau membeli makanan ringan.
Tidak sampai di situ saja, kenyamanan tidak sebatas dari pemanjaan otlet, tetapi juga fasilitas yang bisa ditemui di mall ini. Sebut saja eskavator dalam tiap sisi utara dan selatan, lift baik barang maupun orang, penitipan anak, mushola hingga toilet berstandar internasional. Ketersediaan ruang parkir yang luas di basement bawah maupun basement atas Mall ini. Jika ingin sekedar melepas lelah atau ibadah, pengunjung tinggal menaiki lantai 4 (atap), biasa orang-orang sekedar duduk melepas lelah sambil menikmati pemandangan sekitar. Mushola pun disediakan tepat di atas, memaksimalkan untuk beribadah secara khusyuk.
Sedikit menyinggung lantai yang ada di Mall ini, Ambarukmo Plaza memiliki 7 lantai. Mulai dari bawah basement, lower ground, ground, lantai 1, 2 dan 3 serta basement atas untuk parker kendaraan mobil maupun mushola. Keberadaan lantai memiliki ciri khas masing- masing dan telah diatur sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kenyamanan berbelanja. Hadirnya hotel tepat di sebelah timur Mall menjadi nilai tambah, baik dari kelengkapan fasilitas outdor maupun kenyamanan.[]
Read More

Wajah Perpolitikan (?)


Istilah politik sering kita dengar dan temui ketika menjelang pemilihan umum (Pemilu). Politik juga menjadi momok setiap negara, khususnya untuk negara demokrasi. Tanpa adanya politik, negara akan hancur karena politik berperan dalam mengisi dan mengatur pemerintahan. Oleh karena itu, politik sangat penting dalam sebuah negara.
Secara harfiah, teori klasik Aristoteles, politik menjadi jalan yang ditempuh untuk mewujudkan kebaikan bersama. Hal ini selaras dengan UU No 2 Tahun 2008, politik sebagai alat meraih cita-cita dalam memperjuangkan kepentingan politik di internal partai, rakyat, bangsa maupun negara. Politik sebagai bagian dalam demokratisasi negara, yang melatarbelakangi untuk kepentingan publik dan kemajuan bersama.
Namun, istilah politik kini dikenal sebagai suatu yang kotor, dinilai buruk, menyesatkan, dan berbau korupsi. Pelaksanaan politik yang disalahgunakan dan tidak berideologi mengubah pandangan masyarakat yang semula politik sangat dibutuhkan untuk menyejahterakan rakyatnya, namun menjadi rusak hingga hanya menimbulkan masalah dan menyusahkan masyarakat saja, bahkan membuat derita yang berkepanjangan.
Memang, pada dasarnya, menurut pakar psikologis politik menyebutkan bahwa politik itu hanya sebuah alat untuk menyalurkan naluri kebinatangan. Naluri yang timbul dari sifat-sifat binatang, layaknya perilaku politik tak beda dengan binatang. Yang pertama, politik sebagai alat untuk menghancurkan orang lain. Hal ini terbukti dengan realita dunia perpolitikan negeri ini. Persaingan antar pejabat politik yang makin sengit, berujung pada penjatuhan martabat dan saling tuding kesalahan. Isu-isu di media turut menjadi spirit warna dalam menjatuhkan lawannya, mengingat adanya perpolitikan di media.
Kedua, politik sebagai alat untuk mengeruk harta negara sebanyak-banyak. Melalui politik, para pejabat politik dengan gampangnya mencuri dan menumpuk “uang rakyat” bagai tikus berkeliaran di sarang pemerintahan demi kepentingannya sendiri. Alangkah ironisnya kondisi pemerintahan saat ini, maraknya kasus korupsi di negeri, baik itu dari pejabat-pejabat tinggi hingga pejabat daerah. Anehnya, kondisi semacam ini hanya menjadi “tontonan” tanpa ada tindakan hukum yang tegas untuk mereka.
Kekuasaan dalam politik dipermainkan, pejabat berlomba-lomba dalam korupsi, suap-menyuap menjadi tradisi, hiruk pikuk tekanan budaya konsuerisme di lingkungan pejabat serta rasa ketidakpuasan pejabat untuk mencari sesuatu yang lebih. Uang negara yang seharusnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat, dikuras oleh oknum pejabat yang tak bertanggung jawab.
Ketiga, mencari segala cara untuk memperoleh kemenangan. Istilahnya adalah menghalalkan segala cara. Misalkan, ketika dalam menjelang pemilihan umum, oknum-oknum parpol menggunakan cara yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan. Dengan cara melakukan politik uang, memberikan embel-embel atau janji, baik berupa barang maupun uang tunai dengan berdalih mau memilih salah satu calon kandidat. Bahkan, ada sebagian langsung menyuruh ke kepala daerah atau kepala setempat yang memiliki peranan penting dalam wilayah itu untuk mengajah dan memudahkan dalam memperoleh suara. Dengan tambahan “uang haram” berlebih jika memperoleh kemenangan dalam pemilihan tersebut.
Keberadaan fungsi politik telah melenceng dari kittahnya sebagai alat perjuangan dalam mengaspirasikan rakyat. Politik tak lagi menjadi jalan tempuh untuk kepentingan bersama, melainkan kepentingan pribadi dan parpolnya. Refleksi politik sangat perlu dilakukan dalam meninjau kembali dalam memperbaiki fungsi politik ke dalam ranah yang semestinya.[]
Read More

Bursa OTO TVRI



Bursa OTO TVRI Jogja, merupakan salah satu event yang digelar setiap weekend (minggu) di halaman TVRI. Berbagai jenis merk bisa kita temukan di sini, baik mobil dengan merk lama hingga merk baru. Sebut saja mobil-mobil lama dijual pada kisaran 30 jutaan, mobil merk Honda Jazz yang dijual kisaran 125 jutaan, mobil BMW dengan harga yang cukup fantastis mencapai 300 jutaan. Umumnya yang dijual di sini, mobil-mobil bekas yang layak pakai untuk dijual kembali kepada pembeli.
Ketika menelusuri Bursa OTO ini tak sekedar akses untuk jual beli mobil, bisa dikatakan sebagai “wisata alternatif” bersama keluarga, kerabat, maupun teman. Ini terbukti, bila kita masuk ke wilayah blok C atau D, akan ditemukan jejeran penjual penjaja makanan, warung, di situ pula beberapa gerombolan keluarga sedang asyik menikmati liburan di tempat ini. Tidak sekedar adam saja yang menikmati ini, kaum hawa pun tak mau kalah.
Lalu, apa saja syarat bila kita ingin menjual mobil di tempat ini? Cukup mudah, hanya mendaftarkan diri di pintu masuk gerbang TVRI dengan membayar sebesar Rp 20.000,00 saja, sudah mendapatkan karcis dan kertas yang dipergunakan untuk keterangan transaksi mobil. Kertas tersebut biasa dipakai untuk menyebutkan jenis merk yang dijual, kondisi, harga, dan no telp yang bisa dihubungi. Tak perlu repot lagi, jika memang tertarik bisa langsung menghubungi CP yang tertera di kertas tersebut.
Antusiasme baik para penjual maupun pembeli sangat terlihat jelas. Tak sedikit diantara mereka membersihkan mobilnya biar kelihatan “kinclong” di mata pembeli. Ketersediaan lahan yang terbatas, membuat mobil membludak di luar TVRI. Ini menjadi bukti bahwa penjual maupun peminat mobil bekas mendapatkan perhatian yang cukup besar.
Tak hanya itu, kemudahan-kemudahan lain bisa kita nikmati dalam berproses jual beli mobil bekas di sini. Seperti adanya kerjasama dari bank BRI, berniaga.com hingga sinarmas proses pembelian bisa dilakukan dengan cicilan. Seperti misalnya, sinarmas menawarkan untuk mobil-mobil yang berlabel sinarmas, hanya dengan DP 30% saja sudah bisa membawa pulang mobil. Pembeli juga tak repot-repot ada cicilan melalui bank BRI yang tersedia di pintu masuk ke block C dan D TVRI. Keramahtamahan dari para SPG dari berniaga.com pun turut mewarnai bursa oto kali ini.
Beberapa waktu lalu, tepatnya tahun 2004, bursa oto ini pernah meraih rekor muri karena besarnya jumlah penjual mobil bekas yang mencapai 900 unit. Dalam setiap pekannya, setidaknya 20an mobil bisa terjual. Tak sedikit pula dari dealer-dealer mobil mengikuti event ini mengeluarkan mobil bekas andalannya. Bisa dilihat pada sisi utara, beberapa dealer seakan tak mau kalah untuk ikut berjualan.
Read More

Kekerasan Anak, Bentuk Rapuhnya Moralitas Bangsa



Persoalan kekerasan masih menjadi masalah yang dominan di negeri ini. Belum genap maraknya aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, kini giliran anak menjadi target bejat dari para orang tua juga lingkungannya. Kekerasan terhadap anak bisa berupa fisik, psikologi hingga seksualitas yang menjadi puncak aksi kejahatan bejat oleh orang tua atau lingkungannya. Kondisi anak yang rentan memudahkan tindakan kekerasan dilakukan.
Mengutip dari replublika.co.id (9 Maret 2013), kekerasan dari tiap tahunnya terus meningkat. Sebut saja, tahun 2011 mencapai angka 2509. Tahun 2012 angka tersebut melejit hingga 2637. Diprediksi, tahun ini kekerasan terhadap anak akan terus meningkat. Sebanyak 62% diantaranya, didominasi oleh kekerasan seksual. Hal ini juga diperparah dengan lemahnya UU terhadap perlindangan anak masih belum mampu mengcover segelintir persoalan aksi kekerasan yang masih tumpang tindih karena sulitnya mengawasi pola dan literatur budaya pengajaran terhadap anak.
Krisis moralitas
Kekerasan yang terjadi selama ini menjadi indikasi krisisnya moralitas di negeri. Bagaiamana tidak, orang tua yang semestinya bisa menjadi panutan, tercoreng dengan perlakuan oknum kebiadaban orang tua. Lingkungan yang semestinya menjadi sarana interaksi anak dalam pertumbuhan, berbalik menjadi jurang bahaya tindak kekerasan. Sebagai contoh yang dialami Vina (5), seorang anak yang tewas dianiaya ibunya di desa Curug, Cibinong dengan cara ditampar dan didorong hingga kepalanya tebentur dan tewas seketika pertengahan maret silam. Kasus lain, kisah kekerasan seksual yang menimpa ZC anak berusia 9 tahun harus menanggung beban kebiadaban ayah kandungnya sendiri.
Moral dipertaruhkan hanya untuk memperoleh kesenangan sesaat, buah pelampiasan kemarahan semata, hingga ajang balas dendam. Rapuhnya akhlak, lemahnya iman segala bentuk perbuatan keji, mampu mengubah segalanya menjadi mudah. Hawa nafsu tak bisa ditekan, amarah dan dendam tak bisa dikendalikan, anak sering menjadi objek percobaan pelampiasan tersebut. Akibatnya, tidak hanya efek fisik tetapi juga psikologis. Trauma, bentuk salah satu dampak yang paling dominan. Anak menjadi takut kepada orang tua, guru juga tak mau bergaul dengan lingkungannya karena terhambat oleh lingkungan yang dianggap “keras”. Tak bisa dipungkiri pula, anak sebagai generasi bangsa akan hancur bila di masa transisi pertumbuhannya harus  mengalami kepentingan sepele. Hal tersebut juga ditunjang dengan rapuhnya sendi-sendi psikologis anak, anak lebih peka untuk mengikuti segala bentuk apa yang di lingkungannya, masih belum mengenal jauh apa itu konteks “baik” dan “buruk”.
Persoalan global
Kekerasan, bukanlah persoalan yang mudah untuk dicari solusinya. Tentu, hal ini persoalan global yang harus dituntaskan. Mengingat asal mula kekerasaan bertolak dari orang tua dan lingkungannya, maka peran kerabat dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam meniminalisir aksi tindak kejahatan anak.[]

Read More