Kamis, 28 Maret 2013

Cerita Humor




Kencing Sembarangan
Dua orang anak sedang berjalan-jalan. Sebut saja Deni dan Doni. Tiba-tiba Deni mendadak ingin kencing di sungai dekat jalan. Tetapi doni memperingatkan untuk tidak kencing di situ.
Doni : jangan kencing di situ Den. Kan ada tulisannya jangan kencing di sini!
Deni : Ah, biarin namanya juga lagi kebelet paling juga nggak ada yang tahu bila aku kencing di sini, kecuali kamu.
Akhirnya si Deny kencing di sungai itu dengan lega. Tiba-tiba muncul putri duyung sedang beristirahat.
Doni : Apa aku bilang. Jangan kencing di sini tuh ada putri duyung sedang tidur kamu bangunin gara2 kamu kencing..
Putri duyung : Mas, kalo kencing jangan di sini. Ini kamar tidur saya....hahha

Duit Panas
Sang suami sedang berbicara dengan istrinya bahwa dia mendapatkan uang banyak dari pekerjaannya
Suami : istriku sayang, hari ini aku bawa uang banyak buat keluarga kita. Kita bisa pake duit ini buat apa aja..
Istri : Maksut mas, mas bawa uang panas dari hasil kerja ya pa?
Suami : Iya uang panas dari kantor habis dapet bonus juga..
Istri : bukan itu maksut saya...tapi itu noh..duitnya pada panas kopernya kebakar...hahha

Ngepel Rumah
Di sebuah rumah tampak debu mengoroti seluruh sudut-sudut rumah. Akhirnya sang majikan meminta pembantunya untuk membersihkan dan mengepel seluruh rumahnya biar bersih.
Majikan ; Min....Iminnn sini kamu..
Pembantu : Ya ndoro..ada apa. Ada yang bisa saya bantu.
Majikan : Ini kenapa kok kotor semuanya..ruang tamu kotor gimana kalo teman saya ke sini. Nggak betah bisa jadinya. Tolong kamu bersihkan dan pel semuanya. Cepat ya..jangan pake lama...
Pembantu : Oke siap bu....

30 menit kemudian...

Majikan : Imin...sudah kamu bersihkan dan pel semuanya min?
Pembantu : Ini bu juga lagi saya kerjakan..belum selesai...
Majikan : What...kenapa neh barang-barang saja juga dipel juga...Rusak sudah semua...maksut saya suruh pel lantainya...bukan sama barang-barang saya begini...hahaha

Susuk Sate versi 1
Seorang tukang satu sedang menjual satenya kepada pelanggannya. Tiba-tiba pelanggannya datang bertanya kepada tukang satenya.
Pelanggan : Ibu kalo jualan emang selalu pake susuk bu?
Tukang sate : Iya, kalo jualan sate kan ya pake susuk sate to mbak kalo nggak satenya mau disusukin kemana..gimana toh mbak ini..jian
Pelanggan : Bukan itu maksut saya, itu yang ibu pake itu maksut saya di kepala sama wajah njenengan..oh ini biar keliatan cantik gitu mbak..hahahha

Susuk sate versi 2
Dua orang tukang sate sedang berjualan sate di sebuah tempat yang gelap dan cukup menyeramkan...Seorang pelanggan bertanya kepada tukang sate..
Pelanggan : Bapak nggak takut jualan sate pake susuk begituan...
Tukang sate 1 : kenapa takut mbak, lah wong cuma kayak gini (ditunjukin susuk satenya)
Pelanggan : Maksut saya bukan bapak, tapi di sebelah bapak...tuh yang jualan pake susuk dedemit buat jualan sate...pake dibawa segala dedemitnya..
Tukang sate 2 : Ya namanya biar satenya cepet laris mbak, pake susuk dedemit sekalian..hahahah









Read More

Hubungan Antara Ilmu Dakwah dengan Filsafat



Ilmu dakwah merupakan bagian dari filsafat. Dilihat dari pengertiannya masing-masing bahwa ilmu dakwah merupakan sebuah ilmu pengetahuan membahas segala sesuatu yang timbul dari system dakwah, sedangkan filsafat merupakan suatu pengetahuan yang berjenis, berbentuk dan bersifat plural. Dari kedua pengertian tersebut, filsafat dijadikan sebagai pemdekatan, sedangkan ilmu dakwah dijadikan sebagai obyek dakwah.
Dalam ilmu dakwah dijelaskan  ada 3 aspek atau kajian, yakni kajian epistemology, ontology, dan aksiologi. Ketiga aspek atau kajian ini merupakan cabang-cabang dari filsafat.
Filsafat terdiri atas  berbagai filsafati menyangku ilmu dakwah antara lain persoalan-persoalan yang bersifat umum dan bersangkutan dengan nilai-nilai. Persoalan secara umum dalam ilmu dakwah bersumber dari ilmu pengetahuan dan menguraikannya dalam bentuk ilmiah sesuai dengan hakikat pengertian manusia. Berkaitan dengan nilai-nilai, ilmu dakwah mempunyai etika yang dipusatkan pada nilai-nilai moral dan memperluasdiri dengan memusatkan pada semua jenis nilai. Nilai-nilai tersebut antara lain tentang baik dan buruk (berkaitan dengan etika), indah dan jelek (berkaitan dengan estetika), serta salah dan benar (berkaitan dengan logika).
Metodologi dikenal sebagai metode pada umumnya yang dirancang untuk memperoleh pengetahuan, seperti pengetahuan filsafati dan pengetahuan ilmiah. Sebelumnya, metodologi ini dianggap sebagai bagian dari cabang logika, namun kini dikenal sebagai bagian baru dalam bidang filsafat sistematis. Metode ilmiah dipakai untuk menjelaskan obyek yang dikaji dalam ilmu dakwah yang menjadi pangkal pengetahuan ilmiah ilmu dakwah. Berbagai aliran teori pengetahuan seperti al madzhab al-tajribi (empirisme), al madzhab al-aqli (rasionalisme), al madzhab al-naqdi (kritisisme), dan al madzhab al-shufi (mistisisme) membentuk adanya metode dakwah metose istinbath, metode iqtibas, dan metode istiqra, jika ditelaah secara mendalam, juga dapat dihubungkan dengan ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu social modern. Hubungan ilmu-ilmu keislaman antara lain mengenai pola pemahaman dan pemaknaan teks-teks qauliyah, seperti yang termuat dalam al-Qur’an dan Hadits, berkenaan dengan pemahaman penggambaran, pengevaluasian hakikat dakwah, realitas dakwah atau denotasi dakwah. Dengan demikian dijelaskan dengan teknik deduktif dengan mengacu pada nash, yang pada dasarnya dipakai untuk penggalian aspek hukum dan sumber ajaran islam dalam disiplin ilmu fiqh. Dalam konteks ilmu dakwah, hal itu dapat dipakai untuk menggambarkan dan menjelaskan realitas dakwah melalui pemahaman dan pemaknaan nash dakwah.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Sulthon.2003.Desain Ilmu Dakwah.Yogyakrta: Pustaka Pelajar
Suparlan Suhartono,Ph.D.2007.Dasar-Dasar Filsafat.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media
Read More

Kekerasan Anak, Bentuk Rapuhnya Moralitas Bangsa



Persoalan kekerasan masih menjadi masalah yang dominan di negeri ini. Belum genap maraknya aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, kini giliran anak menjadi target bejat dari para orang tua juga lingkungannya. Kekerasan terhadap anak bisa berupa fisik, psikologi hingga seksualitas yang menjadi puncak aksi kejahatan bejat oleh orang tua atau lingkungannya. Kondisi anak yang rentan memudahkan tindakan kekerasan dilakukan.
Mengutip dari replublika.co.id (9 Maret 2013), kekerasan dari tiap tahunnya terus meningkat. Sebut saja, tahun 2011 mencapai angka 2509. Tahun 2012 angka tersebut melejit hingga 2637. Diprediksi, tahun ini kekerasan terhadap anak akan terus meningkat. Sebanyak 62% diantaranya, didominasi oleh kekerasan seksual. Hal ini juga diperparah dengan lemahnya UU terhadap perlindangan anak masih belum mampu mengcover segelintir persoalan aksi kekerasan yang masih tumpang tindih karena sulitnya mengawasi pola dan literatur budaya pengajaran terhadap anak.
Krisis moralitas
Kekerasan yang terjadi selama ini menjadi indikasi krisisnya moralitas di negeri. Bagaiamana tidak, orang tua yang semestinya bisa menjadi panutan, tercoreng dengan perlakuan oknum kebiadaban orang tua. Lingkungan yang semestinya menjadi sarana interaksi anak dalam pertumbuhan, berbalik menjadi jurang bahaya tindak kekerasan. Sebagai contoh yang dialami Vina (5), seorang anak yang tewas dianiaya ibunya di desa Curug, Cibinong dengan cara ditampar dan didorong hingga kepalanya tebentur dan tewas seketika pertengahan maret silam. Kasus lain, kisah kekerasan seksual yang menimpa ZC anak berusia 9 tahun harus menanggung beban kebiadaban ayah kandungnya sendiri.
Moral dipertaruhkan hanya untuk memperoleh kesenangan sesaat, buah pelampiasan kemarahan semata, hingga ajang balas dendam. Rapuhnya akhlak, lemahnya iman segala bentuk perbuatan keji, mampu mengubah segalanya menjadi mudah. Hawa nafsu tak bisa ditekan, amarah dan dendam tak bisa dikendalikan, anak sering menjadi objek percobaan pelampiasan tersebut. Akibatnya, tidak hanya efek fisik tetapi juga psikologis. Trauma, bentuk salah satu dampak yang paling dominan. Anak menjadi takut kepada orang tua, guru juga tak mau bergaul dengan lingkungannya karena terhambat oleh lingkungan yang dianggap “keras”. Tak bisa dipungkiri pula, anak sebagai generasi bangsa akan hancur bila di masa transisi pertumbuhannya harus  mengalami kepentingan sepele. Hal tersebut juga ditunjang dengan rapuhnya sendi-sendi psikologis anak, anak lebih peka untuk mengikuti segala bentuk apa yang di lingkungannya, masih belum mengenal jauh apa itu konteks “baik” dan “buruk”.
Persoalan global
Kekerasan, bukanlah persoalan yang mudah untuk dicari solusinya. Tentu, hal ini persoalan global yang harus dituntaskan. Mengingat asal mula kekerasaan bertolak dari orang tua dan lingkungannya, maka peran kerabat dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam meniminalisir aksi tindak kejahatan anak. Hukum sebagai basis perlindungan anak juga harus diperkuat dengan memberikan efek jera kepada pelakunya.[]

Read More

Rabu, 13 Maret 2013

Kastanisasi Hukum





Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menjadi “ruh” keadilan negeri ini. Hukum dibentuk atas dasar untuk menjunjung tinggi asas-asas keadilan yang ditujukan untuk masyarakat tanpa memandang subyek. Plato juga menegaskan bahwa negara yang ideal didasarkan pada nilai keadilan, dengan tujuan membentuk keharmonisan. Sedang keharmonisan diartikan sebagai perjalanan hidup serasi sesuai dengan tujuan negara atau populis.
Keadilan menjadi cermin sebuah kesuksesan negara dalam menangani masalah hukum. Tetapi tidak bagi negeri ini, keadilan masih dianggap fatamorgana yang harus diperjuangkan. Kendati masalah hukum yang tak lagi independent, telah berpaling dan memihak. Dengan mudahnya, penyalahgunaan kekuasaan serta dukungan materiil dapat memanipulasi hukum. Hukum yang harusnya berjalan dengan semestinya mengalami kendala dan dibuat berbelit-belit. Akibatnya kasus hukum sulit untuk dituntaskan.
Sebagai contoh dalam kasus kecelakaan putra bungsu Menteri Perekonomian, M Rasyid Amrullah Rajasa yang menewaskan dua orang di Tol Jagorawi awal tahun silam. Kasus yang menimpa anak pejabat ini, mendapat perlakukan istimewa seperti keluyuran bermain futsal dan nontong wayang saat menyandang status terdakwa. Hukuman yang diberikan pun tak setimpal dengan perbuatannya, hanya mendapat hukuman 8 bulan dengan masa percobaan 12 bulan.
Kasus lain seperti Angelina Sondakh dalam kasus korupsi Wisma Atlet yang hanya mendapat hukuman 4,5 tahun penjara dan denda 250 juta rupiah jauh lebih rendah dengan harapan Jaksa Penuntut Umum selama 12 tahun penjara. Itu belum termasuk remisi-remisi yang diberikan pihak LP, tentunya akan mengurangi masa tahanan.
Sisi lain, kasus pencurian sandal Jepit milik Ahmad Rusdi Harahap dan Briptu Sipayun yang dilakukan seorang siswa SMK di Palu menerima hukuman 5 tahun penjara. Hal ini mendapat kecaman spontan dari berbagai pihak, bahkan lingkup internasional. Perlakuan hukum yang dinilai hanya diperuntukkan bagi rakyat kecil, sebuah potret bentuk kastanisasi hukum antara pemilik kekuasaan dan rakyat tertindas.
Apalah daya jika hukum tidak berjalan dalam ranahnya. Ideologi Pancasila yang menjadi harapan dan arah dalam menjunjung tinggi asas keadilan hanyalah sebuah simbol belaka tanpa ada perwujudan yang realistis. Undang-Undang pun selama masih dipegang oleh para penguasa, keadilan tak akan terwujud mengingat posisi mereka yang menguntungkan. Sedang rakyat kecil hanya bisa mengikuti perintah hukum. Sikap apatisme masyarakat terhadap ketidakadilan hukum menjadi permasalahan baru dalam memperjuangkan hak keadilan.
Semestinya hukum bisa menjadi “real justice” bukan sekedar utopis. Hukum dibuat untuk menegakkan keadilan bukan alat kepentingan pribadi. Perbaikan hukum maupun Undang-Undang harus mengundang efek jera bagi pelakunya sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukan. Hukum harus dibuat seadil-adilnya tanpa diskriminasi, pengkastaan atau persenjangan kelas. Hukum harus dilaksanakan secara utuh dan tegas tanpa memandang latar belakang pelakunya.


Read More

Minggu, 10 Maret 2013

Naskah Pidato Dakwah


KEUTAMAAN BERSHALAWAT



Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Alhamdulillahi robbil ‘alamin washola tuwassalamm mu’ala asrofil anbiya iwal mursalin, sayyidina wa maulana muhammadin wa’ala alihi washobihi ajma’in. Asyhadu’ala illa hailallahhuwahdahulaasyarikallah waasyhaduanna muhammadan abduhu warosuluh. Kholollohuta’ala fil quranilkarim. A’udzubillahiminasyaitonirrojim Bismillahirrohmanirrohim. Yaa ayyuhalladzi naamanu ittakullaha hakkhotukoti wa la tamu tunna illa waantum muslimun. Shodakollahuladzim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan yang berbahagia ini kita bisa berkumpul dalam rangka belajar bersama dalam hal berpidato sebagai sangu kita sebelum terjun ke lapangan secara langsung. Tak lupa shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya pada zaman kegelapan ke zaman yang terang-benderang ini. Semoga kita selalu mendapat syafaat darinya. Allahumma amien.

            Sahabat-sahabati rahimatulullah....
Dalam kesempatan siang hari ini yang cerah ini, saya hanya akan memberikan sedikit pelajaran atau tausiyah kepada njenengan semua bagaimana sebenarnya ukuran darpada keutamaan ketika kita membaca shalawat. Mungkin, sering kita membaca shalawat entah saat melakukan ibadah sholat ataupun membaca secara lisan. Tapi apakah kita tahu apa sebenarnya makna dan manfaat dari membaca shalawat. Sebelum itu, Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab :56 berfirman :
عَلَيْهِ صَلُّوا آمَنُوا الَّذِينَ أَيُّهَا يِّ يَا النَّبِ عَلَى يُصَلُّونَ وَمَلائِكَتَهُ اللَّهَ إِنَّ
تَسْلِيمًا وَسَلِّمُوا

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Dari firman Allah di atas, bisa kita renungkan bahwa sebenarnya Allah SWT dan malaikat-malaikat-Nya senantiasa membaca shalawat kepada Nabi. Lalu, mengapa kita sebagai umat muslim, umat Muhammad masih merasa canggung untuk membaca shalawat. Terlebih mungkin orang-orang zaman ini lebih menyukai membaca hal-hal yang bersifat duniawi saja, tanpa peduli sebenarnya kita itu umat siapa. Nah, khususnya sebagai umat Islam yang mengaku dirinya itu Islam, hendaklah selalu membaca shalawat minimal 9 kali dalam sehari kalau misalkan kita sholat fardhu 5 kali. Lalu, yang menjadi pertanyaan, Rasulullah itu jelas merupakan kekasih Allah atau habibullah. Tentunya rahmat dan keselamatan telah dijamin oleh Allah SWT. Rasulullah memiliki limpahan rahmat yang sangat luar biasa dan tak terkirakan, mengapa masih membutuhkan doa dari para umatnya.
Sebuah pertanyaan yang mungkin masih terngiang di benak pikiran kita. Lalu mengapa? Yah, memang Rasulullah memiliki limpahan yang sangat banyak, tetapi di sini kita diuji seberapa besar, seberapa kuat kecintaan kita kepada Rasulullah dan Allah SWT. Di sini kecintaan kita diukur melalui bacaan shalawat. Semakin kita banyak membaca sholat, maka kadar kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya sangat besar. Berlaku juga sebaliknya.
Ada salah satu hadits menyebutkan bahwa barang siapa yang mencintai sesuatu, niscaya ia akan selalu menyebut-nyebut apa yang dicintainya (HR. Dailami). Yah, sebagai contoh dalam ranah masyarakat saat ini semisal, ada orang berpacaran. Orang yang menjalin asmara dan tergila-gila dengan pasangannya akan selalu menyebut-nyebut nama yang dicintainya. Selalu diingat, selalu dibayangkan, bahkan dipuja-puja. Oleh sebab itu, kita harus bisa selalu membaca shalawat, insya Allah kita akan tetap selalu ingat akan Rasulullah dan Allah SWT.
Bahwa perlu kita ketahui, semakin kita banyak melakukan bacaan shalawat maka derajat kita sebagai umat muslim akan semakin utama. Rasulullah Saw pernah mengisyaratkan dalam sabdanya:
“Sesungguhnya manusia yang paling utama disisiku pada hari kiamat kelak adalah yang paling banyak membaca shalawat. (HR. Nasai, Tirmidzi, dan Ibu Hibban)
Alasan lain seperti, saya ibaratkan ada secangkir gelas berisi penuh oleh air, kemudian kita tuangkan air itu di atas cangkir yang berisi penuh air tadi, maka air akan tumpah dan membasahi di sekitarnya. Sebuah ilustrasi bahwa apabila kita senantiasa mengucapkan shalawat kepada nabi, niscaya dia juga akan mendapatkan rahmatnya. Rahmat akan mengalir dalam dirinya. Semakin banyak kita membaca, maka semakin banyak pula rahmat dan keselamatan yang kita dapat. Bahkan rahmat yang kita peroleh akan berlipat ganda. Seperti Rasulullah SAW dalam sabdanya:
Barang siapa yang membaca shalawat untukku satu kali, niscaya Allah akan melimpahkan rahmat kepadanya sepuluh kali lipat. (HR. Muslim)
Sungguh begitu besar nilai dari bacaan shalawat, sampai-sampai shalat kita tidak sah apabila tidak membaca shalawat. Karena bacaan shalawat merupakan salah satu dari rukun shalat yang harus kilta laksanakan. Hal ini menjadi pertanda bahwa, kita sehari minimal membaca 9 kali shalawat. Apabila kurang dari itu berarti shalat kita belum sempurna. Oleh sebab itu, mari kita sebagai umat muslim khususnya berbondong-bondong untuk memperbanyak membaca shalawat.
Banyak berbagai macam bacaan shalawat yang bisa kita dendangkan seperti misal Sholatullah Salamullah..Alaatoha..Rasulillah..Sholatullah Salamullah Ala Yasin Habibillah
Tawassalna Bibismillah wa bil HadiRasulillah Wakulliuja Bibismillah biahlilbadriyaAllah…..

Sahabat Sahabati Rahimatulullah....
Ini ada sebuah kisah menyangkut pokok masalah shalawat. Pada zaman Rasulullah SAW dikisahkan ada seorang muslim sedang mengembara di padang pasir yang sangat luas. Ketika itu ia ditemani seekor unta. Namun, dalam perjalanannya mendapat hambatan ketika datang segerombolan umat kafir yang datang mengambil begitu saja unta itu. Akhiranya dibawalah mereka dalam sebuah peradilan. Sebelum itu, orang-orang kafir tadi telah memiliki siasat dengan menyertakan saksi-saksi palsu untuk memperkuat pernyataannya. Apalah daya, Rasulullah SAW yang waktu itu juga menjadi hakim memutuskan orang muslim tadi bersalah dan akan dihukum potong tangan karena dianggap telah mencuri barang milik orang lain.
Mendengar pernyataan itu, orang muslim tadi memohon pertolongan kepada Allah SWT untuk membantu jalan kebenarannya. Maka, orang muslim tadi mencoba meminta bantuan kepada Rasulullah untuk berbicara secara langsung kepada untanya untuk mencari jawaban yang benar. Bertanyalah kepada unta tersebut dan benar bahwa unta adalah milik orang muslin tadi bukan orang kafir yang menghadirkan saksi-saksi palsu. Kemudian Rasulullah bertanya kepada orang muslim tadi apa yang membuat unta bisa berbicara kepadanya. Lalu orang muslim tadi menjawab itu karena berkat bacaan shalawatnya setiap hari yang ia lakukan minimal 10 kali. Kemudian Rasulullah menanggapi bahwa karena shalawatlah maka orang muslim tadi akan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat nanti.
Sungguh sebuah kisah yang luar biasa. Dari petikan kisah ini bisa menjadi referensi kita untuk tetap bisa selalu melaksanakan bacaan shalawat setiap harinya. Insya Allah, Allah akan melimpahkan rahmat dan keselamatannya kepada kita semua. Untuk itu, marilah kita tidak usah gengsi atau malu dengan ucapan Ilahiyah, namun kita harus bangga dan berlomba-lomba dalam memperoleh rahmat oleh Allah SWT.
Sahabat Sahabati Rahimatulullah
Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan. Apabila ada salah kata atau tindakan yang kurang berkenan, saya mohon maaf kepada njenengan semua. Akhir kalam, semoga petikan ilmu yang hanya sedikit ini bisa memberikan manfaat yang luar biasa untuk kita semua.
Fastabikhul Khoirot. Nuun Wal Kholamil Wa Maa Yasturuun...

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Read More