Minggu, 30 September 2012

Dunia Cyber: IT,ICT, dan ICCT


Dunia berkembang seiring dengan perkembangan dimensi ruang dan waktu. Tak luput, teknologi menjadi alat untuk membantu kelangsungan hidup manusia. Waktu terus bergulir, roda perputaran teknologi semakin canggih saja. Mulai dari telepon yang diciptakan oleh Alexander Graham Bell hingga tumbuh teknologi baru seperti HP, notebook, tablet, mikroprosesor, TV LCD, proyektor hingga sistem operasi yang kini mewabah dan mewarnai dunia cyber, yakni Android.
Sebelum itu, penulis paparkan sedikit tentang apa itu teknologi, yang kemudian berkembang dan menjadi wadah suatu informasi serta sebagai media komunikasi yang dapat kita nikmati ini. Cekidot…
Teknologi atau computer lebih dikenal sebagai seperangkat alat elektronika yang bekerja dalam pengolahan data. Banyak macam teknologi yang bisa dikenal. Teknologi pertama muncul temuan telepon milik Alexander Graham Bell tahun 1875. Tak lama kemudian, penemuan kabel sebagai bentuk alat komunikasi jarak jauh. Komunikasi kabel mulai dikembangkan menjadi komunikasi non kabel, radio melalui transmisi suara. Kemudian berkembang tidak hanya audio, tetapi juga merambah ke dunia visual, apalagi kalah bukan televisi. Televisi mulai dikenal dan diproduksi tahun 1940an. Tiga tahun kemudian, komputer pertama mulai beroperasi hingga muncul Perang Dunia antara Blok Barat dan Blok Timur sebagai perang teknologi saat ini.
Awal abad 20, mulai diciptakan teknologi selular atau lebih familiarnya handphone. Sampai sekarang pertumbuhan teknologi mulai diinovasikan tanpa merubah fungsi utama, tetapi memberikan warna baru, baik fitur maupun fungsi yang lebih multidimensi.
Informasi, menjadi peranan penting dalam teknologi. Teknologi menjadi alat untuk menyampaikan data, informasi, sesuatu yang dirasa penting dan berguna bagi manusia. Informasi menjadi hal yang penting, baik itu informasi individual, kelompok, atau bahkan informasi rahasia oleh sebuah negara atau bangsa. Beberapa waktu lalu tentang pemberitaan media kasus wikileks yang membocorkan informasi negara maju, informasi dianggap sebagai asset bangsa yang harus dilindungi dan dipertahankan. Bahkan, secara individual saja, akun menjadi hal yang rahasia pribadi.
Berbicara komunikasi tak lepas dari komponen komunikator, pesan dan komunikan. Komunikator sebagai orang yang menyampaikan pesan dan komunikan sebagai penerimanya. Sedangkan pesan ialah informasi yang akan disampaikan. Isi pesan pun beragam, baik verbal maupun non verbal. Untuk verbal biasanya berupa bahasa komunikasi yang dikenal oleh masyarakat. Non verbal, berarti menggunakan lambing atau bahasa tubuh yang mungkin menjadi tanda agar manusia mudah memahaminya tanpa harus berpikir panjang.
Dalam perkembangannya muncul istilah IT (Information Technology), ICT (Information Communication Technology) serta baru-baru ini mulai menjadi wacana dengan mengkolaborasikan antara ketiga komponen ini menjadi satu yakni ICCT (Information Communication Collaboration Technology). Ketiga konsep ini saling berhubungan dan tak bisa dilepaskan. Terlebih dengan semakin banyaknya model teknologi yang dibuat oleh para ilmuwan, teknologi tidak hanya sebatas alat untuk pengganti manusia, melainkan sebagai alat bantu bagi manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
IT lebih tertonjol pada teknologi komputer saja, sedangkan ruang lingkup untuk ICT maupun ICCT lebih luas lagi. Technologi-teknologi yang telah dikembangkan tersebut bisa menjadi alat komunikasi bagi manusia, menjadi media penyampai informasi melalui komunikasi teknologi. Dengan teknologi baru ini, manusia bisa bekerja dan berkomunikasi dengan cepat, tepat dan singkat. Seperti internet,termasuk jejaring sosial, dunia cyber, semua informasi ada di situ. Kita pun juga bisa berkomunikasi lewat informasi yang diberikan.
Kemudahan inilah yang menjadi dorongan manusia untuk terus mengembangkan teknologi. Mencari “kekayaan” dibalik multidimensial teknologi.
Penerapan teknologi, tidak hanya sebatas alat komunikasi atau informasi saja, tetapi juga menjadi media pendidikan, pencarian ilmu baru, sains, sosial, maupun keagamaan. Seperti di Indonesia misalnya, adanya e-book, e-learning, jejaring sosial, bahkan sampai digitalisasi Al-Quran tanpa harus membawa buku tebal, komputer yang berat, dalam satu gadget pun bisa melakukan semuanya. Perubahan dari analog menjadi digital seperti wacana baru-baru ini yang sedang dilancarkan menjadi momen untuk merubah paradigma menjadi serba modern.

Read More

Jumat, 28 September 2012

Peduli Sesama, Berbagi Kebahagiaan Bersama


Salam blogger Indonesia!!!
Mendengar istilah berbagi, peduli terhadap sesama sudah tak asing lagi dengan kehidupan kita. Sebuah kebahagiaan tidak dinilai dari seberapa banyak harta atau materi yang kita punya, tetapi kebahagiaan akan lebih bermakna jika saudara-saudara di sekitar kita juga merasakan kebahagiaan. Tak pantas jika hidup kita bahagia, tetapi saudara kita tak bisa merasakan kebahagiaan seperti yang kita rasakan.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Tak ada manusia yang hidup sendiri, tanpa peduli dan mengharap bantuan orang lain. Hidup dalam saling membantu dan melengkapi satu sama lain. Itulah kuni utama manusia dalam bersosial masyarakat.
Berbagi kebahagiaan dan peduli terhadap sesama tidaklah harus melalui materi, salah satunya dengan mengikuti kompetisi blog. Lewat Lembaga Zakat Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang memberikan sarana kita untuk berbagi bersama kepada saudara kita yang belum beruntung. Terlebih dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini, memberikan kemudahan bagi kita untuk berbagi, mudah sedekah secara online dengan Marimembantu.org.
Waktu terus bergulir dan teknologi terus berkembang, tentunya harus kita siasati dengan berbagi bersama. Manfaatkan teknologi dengan memberikan sedekah, dengan cara yang mudah, tanpa harus datang ke tempat lembaga zakat ataupun menghubungi lembaga terkait. Dengan modal online saja, kita dengan mudahnya bisa berbagi dan bisa menunjukkan kepedulian kita terhadap sesama.
Melihat geografis Indonesia, saat ini negeri tercinta kita 12,49 masih dalam kategori miskin dari 237.641.326 penduduk Indonesia secara keseluruhan. Masih ada sekitar 25 jutaan orang yang masih membutuhkan uluran tangan dari kita. Pasalnya, dari jumlah itu, bisa didapatkan penduduk yang tidak miskin lebih banyak daripada penduduk miskin, bisa membantu dan berbagi kepada mereka yang masih miskin. Tidak ada alasan untuk tidak berbagi terhadap sesama.




Read More

Senin, 24 September 2012

Differensiasi Sosial Desa-Kota


Perubahan era tradisional ke arah modernisasi tak luput membawa perubahan terhadap masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, turut mengubah karakteristik personal. Seperti yang terjadi di lingkungan perkotaan maupun pedesaan saat ini. Di perkotaan misalnya wilayah Pakel, Pandeyan Umbulharjo Yogyakarta, masyarakat cenderung bersifat individualistik atau memarginalkan diri dari lingkungan sosial setempat. Hal ini terbukti oleh saat adanya kegiatan di kampung ini dan interaksi antar warganya jauh yang diharapkan. Sepinya saat kegiatan berlangsung atau interaksi antar personal warga masih kurang. Mungkin karena kesibukan masing-masing warga yang lebih ke arah pekerjaan pribadi, perubahan sosial akibat perkembangan teknologi menyebabkan masyarakat hedonis atau kondisi psikologis masyarakat yang cenderung ingin mengasingkan diri dari kehidupan sekitar.
Uniknya, rata-rata yang tinggal di perkotaan kurang memperhatikan kondisi lingkungan di sekitarnya. Semisal, hubungan dengan tetangga yang kurang, sering kali tidak mengenal tetangga-tetangga atau warga di kampung. Biasanya secara personal lebih suka menyendiri atau asik untuk melakukan hubungan kontak dengan luar daerah ini. Akibatnya, hubungan antar warga di sini sangat renggang dan jauh. Walaupun secara realita masih dalam suatu wilayah yang sama.
 Sebaliknya berbeda dengan kedua wilayah lainnya di desa Kuden, Sitimulyo Barat, Piyungan Bantul dan Dongkelan, Sewon, Bantul yang cenderung cukup baik dalam hal interaksi sosial maupun kegiatan pedesaan. Bisa dilihat ketika ada kegiatan seperti kerja bakti sosial, kegiatan desa, maupun jumlah dari jamaah shalatnya. Tingkat partisipasi dan dukungan sosial sangat tinggi. Karena banyaknya waktu luang, pekerjaan masyarakat yang kebanyakan petani dan memiliki lahan usaha di rumah menjadi pemicu mereka untuk bisa berinteraksi lebih banyak lagi guna menjalin persaudaraan bersama.
Perbedaan corak inilah yang menjadi hal menarik untuk diklarifikasi penyebab dari persoalan sosial masyarakat. Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk sosial, tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Manusia juga tak bisa memungkiri untuk lepas dari kehidupan masyarakat sekitar karena interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam hal ini. Peneguhan kembali berbeda hanyalah karakteristik dari lingkungan itu sendiri apakah mendukung atau tidak menjadi penentu cirri khas masyarakat tersendiri.
Jika melihat dari proses interaksi di perkotaan biasanya dilakukan secara tidak langsung tetapi melalui teknologi seperti handphone, internet, chatting, email dan sebagainya. Sedangkan di pedesaan lebih berinteraksi secara langsung dengan melakukan pertemuan bersama, silaturahmi, maupun sekedar mengobrol bersama ketika bekerja di lading atau perbukitan.
Mengkaji permasalahan itu, berdasarkan bahan pustaka buku Pengantar Sosiologi: pemahaman fakta dan gejala permasalahan sosial, teori, aplikasi dan pemecahannya ada dua model tingkatan hubungan kontak sosial diantaranya:
a.       Kontak sosial primer, melalui hubungan langsung seperti berjabat tangan, bercakap-cakap dan sebagainya.
b.      Kontak sosial sekunder, hubungan terjadi tidak secara langsung melainkan melalui teknologi komunikasi seperti dialog interaktif dengan media, berbicara lewat telepon, faksimil, email, chatting dan sebagainya.
Dari dua model tersebut di dapat menjadi pemicu pembeda antara keadaan di desa dan kota dalam hal kontak sosial. Masyarakat kota cenderung lebih menyukai kontak lewat komunikasi digital dan modern sedangkan masyarakat desa lebih menyukai untuk kontak secara langsung seperti pertemuan desa, arisan dan sebagainya.
            Ini diakibatkan oleh perubahan sosial budaya di tubuh masyarakat kota yang cenderung lebih cepat dibandingkan di pedesaan. Ada dua faktor yang melandasi penyebab perubahan ini seperti:
Faktor internal: Adanya kesadarn diri bahwa adanya kekurangan terhadap budaya milik sendiri. Biasanya memberikan perhatian lebih kepada budaya pada kelompok lain atau wilayah lain. Gejala masyarakat Indonesia sebagian selalu berorientasi pada kebudayaan barat yang dianggap lebih unggul. Kenyataan inilah yang membuat orang tidak mau ketinggalan dengan orang lain. Akibatnya kesadaran terhadap budaya sendiri mulai memudar dan ditinggalkan.
Faktor eksternal: Bisa dilihat fenomena anak-anak muda di perkotaan saat ini, bahwa system nilai dan norma bangsa telah bergeser ke barat-baratan. Dalam falsafah Jawa telah disebutkan:”Wong Jawa kari separo, Wong Landa gela-gelo, Wong Cina kari sejodo” artinya orang Jawa tinggal separuh, bangsa Barat menjadi congkak, bangsa Cina tinggal sejodoh. Menjadi sebuah indikasi adanya arah ke westernisasi dan mulai menggandrungi sistem sosiokultural masyarakat
Kaitannya dengan interaksi sosial di desa, menurut Ferdinand Tonies merupakan bentuk gemeinchaft yaitu kelompok paguyupan, sebagai bentuk kehidupan sosial yang tiap-tiap anggota kelompok diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersikap kekal dan alamiah. Dasar hubungan antar anggota adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang sudah dikodratkan, sehingga kehidupan ini bersifat organis dan nyata tanpa pamrih. Dalam kontak dan komunikasi sosial membentuk interaksi sosial secara langsung face to face, informal, bersifat pribadi. Diketahui bahwa hubungan antar personal sangat dekat dan saling mengenal, maka hubungan interaksi terjadi hampir setiap waktu. Sedangkan untuk hubungan formalitas atau resmi terjadi saat acara di desa seperti keselamatan, hajatan perkawinan dan sebagainya.
Sedangkan diperkotaan, meminjam kembali istilah Ferdinand Tonies adalah kelompok gesseslchaft yaitu kelompok patembayan, bahwa ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu pendek. Strukturnya msih mekanis menggunakan mesin pembantu. Terdapat hubungan timbale balik dalam bentuk perjanjian-perjanjian tertentu yang oriesntasinya adalah keuntungan. Selain itu, dalam interaksi sosialnya bersifat tak langsung. Kontak dan komunikasi sosial yang membentuk interaksi sosial biasanya terjadi secara personal dengan mempertimbangkan aspek untung rugi dari interaksi yang dilakukan. Terlebih dalam hubungan, masyarakat perkotaan cenderung kurang atau saling tidak mengenal satu sama lain karena hubungan hanya dilakukan seperlunya saja. Hampir hubungan yang dilakukan hanya bersifat formal saja.






Read More