Kamis, 28 Maret 2013

Hubungan Antara Ilmu Dakwah dengan Filsafat



Ilmu dakwah merupakan bagian dari filsafat. Dilihat dari pengertiannya masing-masing bahwa ilmu dakwah merupakan sebuah ilmu pengetahuan membahas segala sesuatu yang timbul dari system dakwah, sedangkan filsafat merupakan suatu pengetahuan yang berjenis, berbentuk dan bersifat plural. Dari kedua pengertian tersebut, filsafat dijadikan sebagai pemdekatan, sedangkan ilmu dakwah dijadikan sebagai obyek dakwah.
Dalam ilmu dakwah dijelaskan  ada 3 aspek atau kajian, yakni kajian epistemology, ontology, dan aksiologi. Ketiga aspek atau kajian ini merupakan cabang-cabang dari filsafat.
Filsafat terdiri atas  berbagai filsafati menyangku ilmu dakwah antara lain persoalan-persoalan yang bersifat umum dan bersangkutan dengan nilai-nilai. Persoalan secara umum dalam ilmu dakwah bersumber dari ilmu pengetahuan dan menguraikannya dalam bentuk ilmiah sesuai dengan hakikat pengertian manusia. Berkaitan dengan nilai-nilai, ilmu dakwah mempunyai etika yang dipusatkan pada nilai-nilai moral dan memperluasdiri dengan memusatkan pada semua jenis nilai. Nilai-nilai tersebut antara lain tentang baik dan buruk (berkaitan dengan etika), indah dan jelek (berkaitan dengan estetika), serta salah dan benar (berkaitan dengan logika).
Metodologi dikenal sebagai metode pada umumnya yang dirancang untuk memperoleh pengetahuan, seperti pengetahuan filsafati dan pengetahuan ilmiah. Sebelumnya, metodologi ini dianggap sebagai bagian dari cabang logika, namun kini dikenal sebagai bagian baru dalam bidang filsafat sistematis. Metode ilmiah dipakai untuk menjelaskan obyek yang dikaji dalam ilmu dakwah yang menjadi pangkal pengetahuan ilmiah ilmu dakwah. Berbagai aliran teori pengetahuan seperti al madzhab al-tajribi (empirisme), al madzhab al-aqli (rasionalisme), al madzhab al-naqdi (kritisisme), dan al madzhab al-shufi (mistisisme) membentuk adanya metode dakwah metose istinbath, metode iqtibas, dan metode istiqra, jika ditelaah secara mendalam, juga dapat dihubungkan dengan ilmu-ilmu keislaman maupun ilmu social modern. Hubungan ilmu-ilmu keislaman antara lain mengenai pola pemahaman dan pemaknaan teks-teks qauliyah, seperti yang termuat dalam al-Qur’an dan Hadits, berkenaan dengan pemahaman penggambaran, pengevaluasian hakikat dakwah, realitas dakwah atau denotasi dakwah. Dengan demikian dijelaskan dengan teknik deduktif dengan mengacu pada nash, yang pada dasarnya dipakai untuk penggalian aspek hukum dan sumber ajaran islam dalam disiplin ilmu fiqh. Dalam konteks ilmu dakwah, hal itu dapat dipakai untuk menggambarkan dan menjelaskan realitas dakwah melalui pemahaman dan pemaknaan nash dakwah.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Sulthon.2003.Desain Ilmu Dakwah.Yogyakrta: Pustaka Pelajar
Suparlan Suhartono,Ph.D.2007.Dasar-Dasar Filsafat.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

0 Comments:

Posting Komentar