Selasa, 06 November 2012

Tips menghindari kerusakan pada bahan pustaka

Ketika membangun atau mengembangkan perpustakaan, kita harus memperhatikan pelestariannya juga. Hal ini dilakukan agar bahan pustaka perpustakaan tetap terjaga keawetannya karena bila tidak, maka bahan pustaka bisa rusak seperti buku menguning, kaku, buku bergelombang atau rusak dimakan tikus, rayap, maupun lainnya. Di sini, kami ingin memaparkan bagaimana cara mengidentifikasi sekaligus memberikan tips dalam merawat bahan pustaka. Sumber kami dapatkan dari BPAD Propinsi DIY. Antara lain dibagi menjadi dua factor, yakni:

a.       Faktor Internal
1.       Kualitas kertas
Hal-hal yang mempengaruhi kualitas kertas antara lain:
-          Proses pembuatan kertas, penggilingan mekanik yang menghasilkan bubur kayu (pulp) yang kandungan selulosanya tidak murni, yakni masih mengandung unsure lain seperti lignin dan hemiselulosa. Unsur ini mengakibatkan warna kertas akan berubah kecoklatan apabila terkena sinar matahari yang kemudian juga akan mengurangi kekuatan kertas.
-          Ikatan kimia selulosa. Berkurangnya kekuatan kertas disebabkan oleh terjadinya reaksi kimia yang memperlemah dan merusak ikatan kimia pada rantai selulosa. Selulosa yang terdiri dari hydrogen, karbon dan oksigen dengan sendirinya secara kimia cukup stabil. Tetapi, bila ada unsur lain dapat bereaksi, misalnya terjadi hidrolisis karena adanya asam dalam bahan kertas.
-          Menambahkan bahan alkali ini dalam proses pembuatannya untuk memperpanjang umur kertas. Bahan alkali ini dapat menetralkan asam, baik yang berasal dari kertas itu sendiri maupun yang datang dari luar seperti gas-gar pencemar.
-          Kualitas kertas yang baik untuk bahan perpustakaan yaitu kertas bebas asam dari senyawa lignin yang biasa disebut sebagai “permanent paper” atau “acid free/archival materials” terbuat dari kapas atau bubur kayu yang diproses secara kimia, mengandung kurang dari 1% lignin dan cadangan alkalin 2-3% serta memiliki pH minimum 7,3 dan biasanya buku yang dicetak dengan kertas ini menggunakan label identitas oO (Razak dkk, 1992). Contoh kertas yang rendah mutunya adalah kertas koran dan kertas buram.
2.       Tinta
Tinta yang digunakan sekarang ini kita kenal sebagai tinta irongall atau oak-gall, mengandung ferro-sulfat yang dapat mengalami oksidasi, yaitu membentuk asam sulfat yang dapat membakar atau melenyapkan apa yang tertulis pada kertas. Tinta jenis ini mengalami pemucatan “hitam menjadi coklat” dan disertai dengan meningkatnya keasaman kertas sehingga teks menjadi hilang. Tinta cetak modern biasanya mengandung bahan kimia tambahan untuk mempercepat daya kering tinta (Harvey, 1990).
3.       Sampul Buku
Buku selalui disertai dengan sampul baik itu sampul keras (hard cover) maupun sampul lunak (soft cover), sebagai pelindung terhadap bagian dalam buku. Sampul terbuat dari karton biasanya karton ini mengandung asam. Asam tersebut akan berpindah ke kertas pada buku yang akan menyebabkan menurunnya kualitas kertas, sehingga kertas menjadi rapuh dan cepat hancur.
4.       Perekat atau Lem
Penjilidan buku menggunakan perekat atau lem. Kebanyakan lem tidak tahan lama dan setelah itu daya rekatnya hilang. Ada bermacam-macam perekat atau lem, yaitu lem binatang (animal glue), biasa digunakan dalam penjilidan tradisonal, terbuat dari tulang dan kulit binatang dan gelatin dengan kandungan utamanya yang tidak tahan lama dan dapat mengundang serangga. Sekarang lem binatang diganti dengan PVA (Polyvinyl Acetate) yang terbuat dari polimer sintetis dicampur dengan bahan aditif lainnya. Lem jenis ini cepat kering dan tidak mengundang serangga, mempunyai daya rekat yang kuat dan sulit dilepas (Harvey, 1993).
b.      Faktor Eksternal
1.       Suhu dan Kelembaban
Suhu dan kelembaban udara ruangan harus dijaga dan berada dalam posisi yang ideal, yaitu suhu berkisar antara 20-24 derajat celcius sedangkan kelembaban berkisar antara 45-60% RH. Untuk mendapatkan suhu dan kelembaban yang ideal maka pelu pemasangan pengatur udara (AC) selama 24 jam terus menerus dan bila terjadi kelembaban yang tinggi dapat diturunkan dengan menggunakan dehumidifier atau silica gel.
2.       Cahaya
Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan melalui jendela kaca baik langsung maupun tidak langsung harus dihalangi dengan gorden atau filter yang dapat mengurangi radiasi ultraviolet misalnya dengan menggunakan UV filter film yang direkatkan pada kaca.
3.       Polusi Udara
Bahan pencemar udara seperti gas-gas pencemar, partikel debu, logam yang merusak bahan perpustakaan dapat dikurangi dengan tindakan antara lain: menggunakan pengatur ruangan udara (AC) di dalam ruang penyimpanan, pemasangan alat pembersih udara (air cleaner) dan menyimpan bahan perpustakaan dalam kotak pelindung.
4.       Faktor Biota
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur dan serangga adalah dengan melakukan pemeriksaan bahan perpustakaan secara berkala, membersihkan tempat penyimpanan, menurunkan kelembaban udara dan mengatur sirkulasi udara dan mengatur penyusunan bahan perpustakaan di dalam rak/lemari. Pada rak/lemari sebaiknya diberikan bahan-bahan yang berbau untuk mengusir serangga, seperti kamper dan naftalen.
5.       Rak dan Lemari Buku yang tidak memenuhi syarat
Penataan bahan perpustakaan di rak/lemari dilakukan dengan baik dan benar dengan menggunakan penopang/standar buku sehingga bahan perpustakaan dapat berdiri dengan tegak, dan dalam penyusunan di rak diusahakan jangan terlalu padat sehingga ada sirkulasi udara. Ukuran bahan perpustakaan dengan rak/lemari diusahakan harus sesuai sehingga kerusakan bahan perpustakaan dapat diminimalisasi.
6.       Faktor Manusia
Manusia merupakan perusak koleksi yang cukup besar atau dapat dikatakan sebagai penyebab utama kerusakan. Tindakan yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah kerusakan bahan perpustakaan antara lain:
-          Penataan dan penyimpanan
-          Melakukan penjilidan
-          Melakukan pembersihan
-          Penanganan yang benar
-          Melakukan reproduksi
7.       Peerang, Bencana, dan Pencurian
8.       Hal yang tak kalah pentingnya dari program pelestarian adalah masalah keamanan dari pencurian dan perusakan bahan perpustakaan. Pengamanan dapat dilakukan dengan cara pengawasan terhadap pemustaka dalam ruang baca, pemeriksaan tas, dan pemasangan detector pada pintu masuk perpustakaan.

0 Comments:

Posting Komentar