Selasa, 17 Juli 2012

Mendidik Generasi Melalui Taman Bacaan Masyarakat



Pendidikan, kini menjadi momok penting dalam perhelatan dunia intelektual dan persaingan globalisasi yang telah menjamah negara kita. Kualitas, kuantitas, maupun realisasi lapangan sumber daya manusia merupakan bentuk tolak ukur sebuah keberhasilan pendidikan. Apabila masyarakat secara luas mendapatkan pendidikan secara penuh serta adanya tunjangan kurikulum yang baik, bisa memberikan kontribusi dalam meraih kesuksesan pendidikan.
Untuk memperoleh pendidikan, biasanya masyarakat belajar lewat sekolah, kampus, bimbingan belajar, maupun instansi sejenis. Akan tetapi tak semua masyarakat bisa memperoleh pendidikan secara merata dan layak, masih banyak diantara mereka yang belum mendapatkan hak yang sama dalam memperoleh pendidikan. Entah karena alasan ekonomi keluarga, internal sekolah atau psikis pribadi seseorang yang tak mau bersekolah dan belajar.
Tapi, seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan terus berkembang, seperti adanya taman bacaan masyarakat sebagai situs alternatif dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta media belajar masyarakat. Taman Bacaan Masyarakat (TBM) bisa kita jumpai di berbagai wilayah termasuk di kota tempat saya tinggal, Kota Yogyakarta. Dalam kurun waktu 5 tahun ini misalnya, pertumbuhan jumlah TBM di kota Yogyakarta setiap tahunnya meningkat. Berikut perkembangan TBM Kota Yogyakarta:
Tahun 2007 : 110 tbm
Tahun 2008 : 130 tbm
Tahun 2009 : 146 tbm
Tahun 2010 : 172 tbm
Tahun 2011 : 185 tbm
(Sumber: LPJ Forum Taman Bacaan Masyarakat Kota Yogyakarta tahun 2011)
Namun, dibalik keberadaan TBM sebanyak itu, masyarakat masih belum memberikan respon positif dalam membangun bersama TBM adalah milik bersama, dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Terlebih dengan minat baca maupun belajar masyarakat yang rendah menjadi faktor mereka enggan untuk berpartisipasi.
Nilai guna TBM tidak sebatas penyedia layanan sirkulasi peminjaman buku saja, tetapi bisa lebih dari itu. TBM sedikit demi sedikit mulai mengepakkan sayapnya untuk menjadi pendidik bagi masyarakat, penyedia ruang belajar, mendidik lewat buku, diskusi, forum maupun pusat kegiatan belajar masyarakat dalam wilayah tertentu. Misalkan saja, seperti yang ada beberapa TBM sempat menjadi Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang membantu masyarakat dalam memperoleh pendidikan secara gratis. Seperti yang saya utarakan sebelumnya, tidak semuanya masyarakat bisa menikmati pendidikan secara merata, khususnya mereka yang kesulitan dalam hal ekonomi, langkah ini bisa menjadi jalan alternatif untuk membuka peluang memperoleh gerbang ilmu pengetahuan. Tak hanya itu, bagi mereka yang memiliki pengetahuan yang luas bisa menjadi guru sekaligus mendampingi mereka ketika belajar.
Bagi mereka yang mungkin masih kurang puas dengan belajar di rumah saja atau malah memiliki ilmu lebih bisa berbagi ilmu bersama di TBM atau PKBM. Menjadi pendidik tidak hanya di lingkungan formal sekolah saja, tetapi bisa dikembangkan di luar itu. Pasalnya, ruang lingkup pendidikan sangatlah luas, di manapun kita bisa belajar dan mengembangkan diri, tergantung dari kemauan dan kesadaran diri saja. Dengan ikut serta dalam kegiatan ini, maka turut mebantu dalam memenuhi pendidikan masyarakat serta turut mencerdaskan kehidupan bangsa lewat kegiatan kecil, tetapi bisa memberikan kontribusi yang cukup besar.
Keunggulan tbm dalam mendidik masyarakat ialah dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat karena merupakan milik masyarakat, sehingga tanpa perlu mengeluarkan biaya. Selain itu, dekat dengan lingkungan masyarakat sekitar sehingga lebih mudah berinteraksi satu sama lain. Pasalnya, bila lebih mengenal lingkungannya sendiri, maka untuk melaakukan proses pembelajaran juga akan mudah. Masyarakat belajar sekaligus menjadi pendidik di lingkungannya sendiri.




0 Comments:

Posting Komentar